Brown eyes, kopi, berbunga-bunga (part II)

Hosh! Aku lalu mengembalikan pandanganku pada leptop dan bergumam “He looks sophisticated”
Ah, bete, aku sempet gak konsen sesaat waktu itu 😀


Oke, I must focus on what I’m doin’ right now. Aku kembali mengerahkan pikiranku pada leptop, berusaha meneruskan tulisan yang masih menggantung setengah halaman itu.

Pelayan tadi kembali membuyarkan pikiranku, kali ini dia mengantarkan pesanan yang benar, yep, secangkir Espresso nampaknya memang tepat untukku saat ini, one of my favorite black coffee.

Pesanan sudah datang, lalu aku mulai memakai earphone dan menyetel lagu kesukaanku.

I know that he loves me cause he told me so
I know that he loves me cause his feelings show
When he stares at me you see he cares for me
You see how he is so deep in love


Lha, kenapa ini mendadak aku malah inget pria di meja sebelah yang tadi ya? Hmm, nengok gak ya? Ah tapi ntar kalo nengok, ketauan lagi deh kalo pas lagi ngeliatin. Aku lalu menyesap Espresso yang aku pesan tadi. Hmm, wangi, hangat, segar sekali! Aku sungguh menikmati saat-saat aku ada di kedai kopi ini, memesan black coffee kesukaanku, menulis artikel, aih, menyenangkan. Apalagi sekarang ada seorang pria ganteng di meja sebelahku ini, eh, lah ko jadi mikirin dia lagi sih? 😀

Aku bersiap-siap untuk pergi ketika semua urusanku disini selesai. Semua barang dimasukkan, dengan sedikit tergesa-gesa, aku mengangkat ponsel yang berdering. Ternyata temanku memintaku datang ketempatnya sekarang juga, untung saja pas setelah aku memang sudah ingin pergi darisini. Tiba-tiba seseorang memanggilku, tentu saja memanggil “Mba” bukan namaku.

“Mba, mba, sorry, Is this yours?”, dia memegang sapu tangan hijau milikku, oh Gosh, kenapa bisa ada di tangan diaa?

“Eh, iya, ko bisa ada di kamu?”

“Ketinggalan di meja kamu tadi, sepertinya kamu sedang tergesa-gesa. Namaku Rezky, you can call me Q :)”, kamu menjulurkan tanganmu, seketika aku pun begitu, dan kita saling berjabat tangan. Tegas, dan hangat. Hal itu yang aku rasakan saat berjabat tangan denganmu.

“Kirana. Kamu pun bisa memanggilku Q :)”

“Oh ya? hihi, lucu juga ya, ternyata panggilan kita bisa sama.”

“Hehe, iya, well, I have to go, nice to know you Q :)”

“Okay, nice to know you too.. Q”, lalu kita berdua tertawa saat itu.
Hey, matamu ternyata berwarna cokelat! Keren :p

Lalu aku pun keluar dari Kedai Kopi dengan perasaan berbunga-bunga ;p Saat ditengah jalan, aku baru menyadari bahwa tadi kita cuma kenalan, ngga tukeran kontak gitu, atau apa gitu. Pasti ada berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus orang bernama Rezky kalo aku harus nyari nama dia di Google. Hmm, yah, toh kalo jodoh ngga akan kemana ;p Lalu aku melanjutkan perjalananku menuju rumah temanku.

He looks at me and his brown eyes tell it so

<– sedikit menggantung, sepertinya ada lanjutannya lagi nanti –>

1 thoughts on “Brown eyes, kopi, berbunga-bunga (part II)

  1. Pingback: Gerimis, kopi dan Q « Racauan Gonzi

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.