Daily Archives: Oct 7, 2014

Kala Senja

Karma does exist. But, is it karma? How do we define it?

“Kalau lawan bicaramu mendengar dengan sepenuh hati, beban pikiranmu menjadi ringan. Kalau kamu tambah ruwet, meski yang mendengarkanmu tadi seolah serius mendengar, berarti dia tidak benar-benar hadir untukmu.”
― Dee, Supernova: Partikel

Nyatanya, pepatah itu lagi yang harus Senja tulis.

Hmm, sudah lama sekali Senja meninggalkan kebiasaan menyesap kopi hitam. French Press yang mungkin sudah setahun lebih tidak digunakan, apalagi Vietnam Drip, hanya beberapa kali saja digunakan. Kini ada seseorang yang selalu mengingatkan bahwa tidak baik mengkonsumsi kopi sering-sering. Pun Senja memahaminya, hanya saja sesekali menyesap kopi instan masih sering dilakukannya. Seseorang yang sudah lama ada di sekitar Senja , hanya saja Senja terlalu acuh dan hanya menganggapnya sebagai seseorang yang hanya dia kagumi. Lelaki itu bernama Kala. Namun kini Kala sudah bukan hanya teman, waktu menjawab sesuatu, bahwa ketika kedua titik dipertemukan dalam persimpangan, pasti memiliki maksud tertentu, maksud yang mereka tangkap kini adalah they want to live happily ever after. Aamiin.

Tetapi bukanlah jalan kehidupan bila perjalanan dijalani dengan baik-baik saja atau bahkan terlalu baik-baik saja. Beberapa hal memang hanya Senja pendam, tidak pernah ia ceritakan pada siapapun. Siapapun. Senja merasa hanya hati dan pikiran yang menyelaraslah yang tau jawaban kegundahannya, lalu semua menguap begitu saja dengan sebuah kesimpulan yang membuatnya dapat tenang sendiri. Senja tau, kini sudah ada Kala, tempat bercerita apapun. Bahkan hal yang mengganjal pun tak dapat Senja ucapkan, lidahnya terlalu kelu.

Karma? Sebab akibat atau apalah yang setiap orang definisikan masing-masing.

Singkatnya, agaknya Senja mulai membenci dirinya sendiri. Bahwa ada seorang Kala yang belum bisa dia bahagiakan sepenuhnya. Bahwa ada seorang Kala yang selalu Senja kecewakan.