Kemping Ceria: Loji Suaka Elang

Saya sering mendengar sebuah tempat dengan nama Loji Suaka Elang, tetapi belum pernah sama sekali menjamah areanya. Loji Suaka Elang berada di Taman Nasional Halimun Salak, di area Loji, Cigombong. Nah kebetulan waktu itu lagi pengen refreshing yang ngga jauh-jauh tapi asik, udaranya sejuk, lingkungannya masih tetep asri. So, here we go!

Beberapa hari lalu, 22 April 2017, saya, Masnya dan 3 orang teman janjian di Stasiun Bogor kira-kira jam 10 pagi. Darisitu kita berlima carter angkot untuk menuju Loji, ternyata lumayan juga harganya, Rp. 150.000 sekali jalan. Di perjalanan kami minta nomor kontak supirnya, mana tau nanti ketika kita pulang, bisa dijemput lagi. Jarak tempuh dari Stasiun Bogor ke Loji kurang lebih 20km, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan normal. Di perjalanan, saya baru kenal dengan 2 orang teman Masnya, disitu kita ngobrol ngalor ngidul cerita kisah-kisah perjalanan atau pengalaman seru diluar sana. Selalu menarik rasanya punya teman baru di setiap perjalanan.

Sesampainya di area Loji, kita diturunkan di dekat sebuah Sekolah Dasar, supirnya bilang, “Sampai sini saja, nanti darisini kalian jalan aja mengikuti jalur itu (sambil menunjuk ke arah yang dimaksud”.

video by @umuproject, model by @astridfadil, videographer and editor by @hanugrah

Lalu kita telusuri jalan, kurang lebih 5 menit, kita temui lahan parkir. Ternyata kalau kita mengendarai kendaraan pribadi bisa diparkir untuk diinapkan disini. Biaya untuk parkir motor semalam Rp. 10.000/motor/malam, untuk mobil mungkin sekitar Rp. 20.000/mobil/malam. Dari area parkir tersebut, kita masih terus jalan menyusuri jalur hingga kurang lebih 10 menit. Di tengah perjalanan, kita pasang raincover di keril masing-masing, karena hujan sudah mulai rintik-rintik. Saya pun sekalian memakai raincoat. Setengah perjalanan sisanya kita ngobrol sambil hujan-hujanan ^^ Dan sampai juga di Pos untuk membayar biaya masuk dan kemping, Rp. 20.000/orang/malam. Di Pos ini ada saung untuk para pengunjung beristirahat sejenak, karena sudah masuk waktu Dzuhur, maka kita bergantian untuk ke Musholla. Disini yang menarik, jalan menuju ke Musholla, harus melewati jembatan gantung yang hanya boleh dilewati maksimal 3 orang pada saat yang bersamaan. Jembatan gantung ini adalah salah satu tempat paling hits. Instagrammable, bahasa kekiniannya. Banyak sekali orang yang rela menunggu orang lalu lalang, hanya untuk bisa foto ditengah-tengah jembatan ini. Demi eksis di social media ^^

Sambil menunggu teman yang lain sholat, 2 orang lainnya mencari spot untuk membangun tenda. Pilihannya, dekat dengan air tapi berdekatan dengan tenda lainnya, atau sebaliknya. Akhirnya diputuskan untuk membangun tenda agak ke atas (walaupun agak jauh dari air), tapi damai dan aman dari riuh tenda sebelah. Sambil para lelaki membangun 2 tenda, salah seorang teman gelar tikar untuk sekedar meluruskan kaki, cemal cemil cantik, dan minum yang anget-anget. Tak berapa lama 2 tenda tersebut telah berdiri, sayangnya kita ga bawa flysheet, jadi ga ada tudung yang menghubungkan tenda satu dan lainnya, dan tak lama, hujan pun kembali turun, agak deras. Sementara masuk ke tenda masing-masing. Ngobrol ngalor ngidul sambil cerita-cerita pengalaman seru lainnya.
Kemping di Loji ini bener-bener bisa bikin refresh pikiran. Tiduran dibawah hamparan pohon pinus, sambil melihat langit yang sedikit tertutupi dengan dedaunan pohon pinus, mendengar suara burung-burung, apalagi setelah hujan, wangi tanah dan rumput basah membuncah.

Saat hujan sudah reda, saatnya masak-masak dan menikmati hidup, tapi sayangnya di Loji ini masih ada sinyal Tsel (kalau iSat kadang muncul kadang hilang). Untuk orang-orang yang niatnya buat weekend getaway, mending sekalian matiin hape 😀

Di Loji ini fasilitas toilet dan tempat untuk cuci-cuci alat masak sudah cukup memadai, air pun melimpah. Jadi tidak perlu khawatir ambil air di sungai atau mencari semak-semak untuk BAK ya. Tapi, karena tenda kita agak jauh dari sumber air, kita perlu bulak balik ambil dan tampung air di botol, untuk keperluan masak dan minum. Yah, itung-itung olahraga, haha. Tak terasa hari semakin gelap, sumber cahaya hanya terang langit dan headlamp saja. Udara di Loji cukup dingin, tapi untuk yang biasa ke gunung, disini terhitung belum terlalu dingin. Tapi untuk saya yang kurang kuat dengan udara dingin, tetap saja saya harus pakai jaket, kaus kaki dan sarung tangan 😀 Malam semakin larut, 2 teman sudah mulai tepar, sisa bertiga, ada aja yang diceritain. Ngobrol ini itu, kesana kemari. Sambil nunggu 2 teman lagi yang katanya akan datang dari Jakarta (naik motor). Ditunggu sampai jam 10 belum juga datang, hampir saya ijin masuk tenda duluan, karena udara semakin dingin saja. Eh, ternyata mereka sudah melewati parkiran dan sedang trekking ke arah Camping Ground.

Salah satunya nanya, “Bikin tenda dimana?”, Masnya bilang, “Jalan terus aja naik, terus keatas, sampe tempat paling ujung. Kalo masih keliatan banyak tenda berarti belum sampe. Diatas ngga ada tenda siapa-siapa lagi, cuma ada 2 tenda disini.”. Hahaha, mau bikin kesan private, tapi ya memang kalau hanya liat dari bawah belum keliatan, harus jalan terus sampe akhirnya nemu tenda paling ujung. Finally, they came! Akhirnya sampe jugaaaa, sekitar jam setengah 11 kurang. Ngobrol lagi sebentar haha hihi. Terus saya, pamit tepar duluan ^^

Besok paginya, bangun agak kesiangan, jam setengah 6 haha, aduh dingin sekali (menurut saya), tapi kata seorang teman ini nggak dingin. Dia ngga pake sleeping bag, ngga pake jaket, dan kaus kaki. Dewaa! *loh. Hari kedua banyak dihabiskan dengan masak-masak dan leyeh-leyeh (iyalah! ngapain lagi). Ada menu Roti Bakar Silverqueen, ada Tahu Telor, ada Ayam Jamur Lada Hitam, dan Nasi Liwet! Kemping bikin nasi liwet udah kaya ada lomba masak RT, pake dihias cabe, bawang, telor segala haha. Unforgettable moment banget! Udah makan, kenyang, ngantuk, tidur, bangun, makan, kenyang, ngantuk, rebahan. Gitu aja terus gak bosen-bosen, sampe bahan makanan abis.

Siang sekitar abis Ashar, selepas dari Musholla, kita pulang. Trekking lagi sampai ke SD di persimpangan, lalu coba hubungi supir yang mengantar kita kemarin, tapi sayangnya ga bisa dihubungi. Ada supir angkot yang nunggu disitu tapi ternyata udah dicarter orang lain. Hujan kembali turun, kita putuskan untuk mampir dulu, jajan (hah? makan lagi?). Sambil Masnya nanya-nanya sama salah satu supir angkot itu mana tau bisa hubungi supir lain (tapi ternyata ga bisa juga). Di sisi lain ada supir yang menyanggupi untuk kembali lagi ke Loji dalam saktu 1 jam untuk menjemput kita, ya kita tunggu aja kabar mana yang paling valid. Tapi sungguh tak dinyana, hingga Maghrib usai, belum juga dijemput. Lalu ada angkot dateng abis nganter yang mau kemping. Kita bilang langsung mau ikut sampai Stasiun Bogor, setelah ditawar dapet Rp. 100.000 (karena kan lumayan dia turun ada penumpang, daripada kosong). Terus dia tanya, tadinya janjian sama siapa? Mas Fulan, kita jawab. Lalu dia bilang, si Fulan mah mobilnya mogok di Cipaku. Kita cuma bingung, kenapa si Mas Fulan ga bilang aja, biar kita bisa cari cara lain, malah suru nunggu, huft. Dan bener, kita ngelewatin angkotnya Mas Fulan yang terbengkalai di pinggir jalan. Hish! Tapi tak apalah, sudahi drama ini, yang penting kita semua bisa pulang dengan aman dan damai, selamat sampai tujuan haha.

Pokoknya suatu hari mesti kemping lagi di Loji, menyenangkan, deket dari kota Bogor, harga terjangkau, akses lumayan gampang. So, where’s next?

7 thoughts on “Kemping Ceria: Loji Suaka Elang

  1. zapufaa

    Wahh.. Dekat dengan bogor ya kak👍 asyik kayanya waktu hujan hujan sambil jalan ahah boleh nih dicoba untuk camping camping cantik haha..

    Reply

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.